>

Jumat, 03 Februari 2012

Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah SAW


Seperti kita ketahui, Rasulullah SAW adalah seorang nabi yang dikenal dengan akhlak mulianya. Hal itu diakui bukan hanya oleh kawan, tapi juga oleh lawan. Tak terhitung berapa banyak tokoh-tokoh kafir yang semula memusuhi beliau, berbalik menjadi pendukungnya yang paling tangguh.

Bahkan kemuliaan akhlak beliau itulah, bukan pedang sebagaimana yang dikatakan oleh musuh-musuh Islam, menjadi rahasia besar di balik keberhasilan dakwah Islam. Allah Tuhan semesta alam memuji beliau dengan firman-Nya, “ Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung.” ( QS.Al-Qalam (68):4 ) Pujian siapakah yang lebih besar dan lebih jujur daripada pujian Allah, SWT?

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari dirimu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan kebaikan untukmu, pemaaf dan penyayang kepada orang-orang mukmin.” ( QS.Al-Taubah (9):128 )
Surat Al Taubah ayat 9 ini membicarakan tentang beberapa sifat Nabi yang patut untuk diteladani oleh setiap
umatnya. Sifat yang pertama, beliau sangat mengharapkan dan menginginkan kebaikan sebanyak-banyaknya bagi umat muslim. Jadi, Rasulullah ikut bergembira dengan kegembiraan yang dirasakan oleh salah seorang umatnya. Tak ada rasa iri ataupun keinginan agar nikmat yang dimiliki seseorang hilang dari dirinya. Meski terdengar cukup sederhana, sifat ini hanya terdapat pada diri orang yang hatinya bersih dari dengki, iri dan sifat-sifat tercela lainnya. Jika para pemimpin rakyat memiliki sifat ini, tentu rakyat akan hidup dalam kemakmuran.

Sifat yang kedua, beliau ikut menderita dengan penderitaan yang dialami oleh setiap umatnya. Jadi, Rasulullah SAW terhadap umatnya, ibarat seorang ibu yang sedang mengasuh anak-anaknya. Hati beliau akan sangat sedih sekali melihat umatnya menderita, sakit atau tertimpa musibah. Beliau bahkan lebih menderita daripada seorang ibu yang melihat anaknya menderita penyakit.

Sikap empati ini juga beliau anjurkan kepda setiap umatnya. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang tidak bersedih dengan musibah yang menimpa kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” Beliau juga bersabda, “sesama muslim harus seperti sebuah tubuh, jika satu anggota menderita sakit, seluruh badan ikut merasakannya.”

Sifat berikutnya adalah sikap beliau yang sangat pemaaf dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang beriman. Dalam ayat yang lain, Allah mengilustrasikan masayarakat muslim di masa Nabi dengan ucapan, “sangat tegas kepada orang-orang kafir, saling kasih sayang sesama mereka.” Dan Rasulullah adalah orang pertama yang mencontohkan hal itu kepada mereka. Sebagai umatnya, kita diharuskan untuk meneladani sifat-sifat dan akhlak mulia ini semaksimal mungkin. Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat dengan aku pada hari akhir kelak adalah yang termulia akhlaknya.
Subhanallah..



0 Komentar:

Posting Komentar